Mengapa Koperasi
Di Indonesia Tidak Berkembang Secara Signifikan
Nama : Muhamad Nur Iskandar
Kelas : 2 EA 27
NPM ` : 182 11 086
Matakuliah : Ekonomi Koperasi
UNIVERSITAS
GUNADARMA
BEKASI
2012
Mengapa Koperasi Tidak Berkembang
Dan Maju Secara Signifikan
Koperasi merupakan badan usaha bersama yang bertumpu pada prinsip ekonomi
kerakyatan yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Berbagai kelebihan yang
dimiliki oleh koperasi seperti efisiensi biaya serta dari peningkatan economies
of scale jelas menjadikan koperasi sebagai sebuah bentuk badan usaha yang
sangat prospekrif di Indonesia. Namun, sebuah fenomena yang cukup dilematis
ketika ternyata koperasi dengan berbagai kelebihannya ternyata sangat sulit
berkembang di Indonesia. Koperasi bagaikan mati suri dalam 15 tahun terakhir.
Koperasi Indonesia yang berjalan di tempat atau justru malah mengalami
kemunduran.
Ilmu ekonomi ternyata tidak meningkatkan kecintaan para ekonom pada bangun
perusahaan koperasi yang menonjolkan asas kekeluargaan, karena sejak awal
model-modelnya adalah model persaingan sempurna,bukan kerjasama sempurna.
Ajaran ilmu ekonomi Neoklasik adalah bahwa efisiensi yangtinggi hanya dapat
dicapai melalui persaingan sempurna. Inilah awal ideologi ilmuekonomi yang
tidak mengajarkan sosiologi ekonomi ajaran Max Weber, sosiolog Jerman,bapak
ilmu sosiologi ekonomi. Ajaran Max Weber ini sebenarnya sesuai dengan ajaran
awalAdam Smith (Theory of Moral Sentiments, 1759) dan ajaran ekonomi
kelembagaan dari JohnCommons di Universitas Wisconsin (1910).Koperasi yang
merupakan ajaran ekonomi kelembagaan ala John Commons mengutamakan keanggotaan
yang tidak berdasarkan kekuatan modal tetapi berdasar pemilikan usahabetapapun
kecilnya..
Koperasi hanya akan berhasil jika manajemennya bersifatterbuka/transparan
dan benar-benar partisipatif.Keprihatinan kita atas terjadinya kesenjangan
sosial, dan ketidakadilan dalam segala bidangkehidupan bangsa, seharusnya
merangsang para ilmuwan sosial lebih-lebih ekonom untukmengadakan kajian
mendalam menemukenali akar-akar penyebabnya.
Khusus bagi paraekonom tantangan yang dihadapi amat jelas karena justru
selama Orde Baru ekonom dianggap sudah sangat berhasil meningkatkan pertumbuhan
ekonomi secara meyakinkansehingga menaikkan status Indonesia dari negara miskin
menjadi negara berpendapatanmenengah. Krisis multidimensi yang disulut krisis
moneter dan krisis perbankan tahun 1997 tidak urung kini hanya disebut sebagai
krisis ekonomi yang menandakan betapa bidang ekonomi dianggap mencakupi segala
bidang sosial dan non-ekonomi lainnya.
Berikut adalah beberapa kendala pokok yang
dihadapi oleh koperasi di Indonesia :
1.Permodalan
Kurang
berkembangnya koperasi juga berkaitan sekali dengan kondisi modal keuangan
badan usaha tersebut. Kendala modal itu bisa jadi karena kurang adanya dukungan
modal yang kuat dan dalam atau bahkan sebaliknya terlalu tergantungnya modal
dan sumber koperasi itu sendiri. Jadi untuk keluar dari masalah tersebut harus
dilakukan melalui terobosan structural, maksudnya dilakukannya restrukturasi
dalam penguasaan factor produksi, khususnya permodalan.
2.
Sumber Daya Manusia
Banyak
anggota, pengurus maupun pengelola koperasi kurang bisa mendukung jalannya
koperasi. Dengan kondisi seperti ini maka koperasi berjalan dengan tidak
profesional dalam artian tidak dijalankan sesuai dengan kaidah sebagimana usaha
lainnya.
Dari
sisi keanggotaan, sering kali pendirian koperasi itu didasarkan pada dorongan
yang dipaksakan oleh pemerintah. Akibatnya pendirian koperasi didasarkan bukan
dari bawah melainkan dari atas. Pengurus yang dipilih dalam rapat anggota
seringkali dipilih berdasarkan status sosial dalam masyarakat itu sendiri. Dengan
demikian pengelolaan koperasi dijalankan dengan kurang adanya control yang
ketat dari para anggotanya.
Pengelola
ynag ditunjuk oleh pengurus seringkali diambil dari kalangan yang kurang
profesional. Sering kali pengelola yang diambil bukan dari yang berpengalaman
baik dari sisi akademis maupun penerapan dalam wirausaha.
3.
Manajerial
Manajemen
koperasi harus diarahkan pada orientasi strategik dan gerakan koperasi harus
memiliki manusia-manusia yang mampu menghimpun dan memobilisasikan berbagai
sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang usaha. Oleh karena itu
koperasi harus teliti dalam memilih pengurus maupun pengelola agar badan usaha
yang didirikan akan berkembang dengan baik.
Ketidak
profesionalan manajemen koperasi banyak terjadi di koperasi koperasi yang
anggota dan pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah. contohnya
banyak terjadi pada KUD yang nota bene di daerah terpencil. Banyak sekali KUD
yang bangkrut karena manajemenya kurang profesional baik itu dalam sistem
kelola usahanya, dari segi sumberdaya manusianya maupun finansialnya. Banyak
terjadi KUD yang hanya menjadi tempat bagi pengurusnya yang korupsi akan dana
bantuan dari pemerintah yang banyak mengucur.
Selain
ketiga kendala pokok tersebut, hal lain yang dapat menjadi hambatan dalam
pembentukan koperasi yang efektif di Indonesia adalah sebagai berikut.
* Imej koperasi sebagai ekonomi kelas dua masih tertanam dalam
benak orang – orang Indonesia
sehingga, menjadi sedikit penghambat dalam pengembangan koperasi menjadi unit
ekonomi yang lebih besar ,maju dan punya daya saing dengan perusahaan –
perusahaan besar.
* Perkembangan koperasi
di Indonesia yang dimulai dari atas (top down) ,artinya koperasi berkembang di
indonesia bukan dari kesadaran masyarakat, tetapi muncul dari dukungan
pemerintah yang disosialisasikan ke bawah. Berbeda dengan yang di luar negeri,
koperasi terbentuk karena adanya kesadaran masyarakat untuk saling membantu
memenuhi kebutuhan dan mensejahterakan yang merupakan tujuan koperasi itu
sendiri, sehingga pemerintah tinggal menjadi pendukung dan pelindung saja. Di
Indonesia, pemerintah bekerja double selain mendukung juga harus
mensosialisasikanya dulu ke bawah sehingga rakyat menjadi mengerti akan manfaat
dan tujuan dari koperasi.
* Tingkat partisipasi anggota koperasi masih
rendah, ini disebabkan sosialisasi yang belum optimal. Masyarakat yang menjadi
anggota hanya sebatas tahu koperasi itu hanya untuk melayani konsumen seperti
biasa, baik untuk barang konsumsi atau pinjaman. Artinya masyarakat belum tahu
esensi dari koperasi itu sendiri, baik dari sistem permodalan maupun sistem
kepemilikanya. Mereka belum tahu betul bahwa dalam koperasi konsumen juga
berarti pemilik, dan mereka berhak berpartisipasi menyumbang saran demi
kemajuan koperasi miliknya serta berhak mengawasi kinerja pengurus. Keadaan
seperti ini tentu sangat rentan terhadap penyelewengan dana oleh pengurus,
karena tanpa partisipasi anggota tidak ada kontrol dari anggota nya sendiri
terhadap pengurus.
* Pemerintah terlalu memanjakan koperasi, ini juga menjadi alasan kuat mengapa
koperasi Indonesia tidak maju maju. Koperasi banyak dibantu pemerintah lewat
dana dana segar tanpa ada pengawasan terhadap bantuan tersebut. Sifat bantuanya
pun tidak wajib dikembalikan. Tentu saja ini menjadi bantuan yang tidak
mendidik, koperasi menjadi ”manja” dan tidak mandiri hanya menunggu bantuan
selanjutnya dari pemerintah. Selain merugikan pemerintah bantuan seperti ini
pula akan menjadikan koperasi tidak bisa bersaing karena terus menerus menjadi
benalu negara. Seharusnya pemerintah mengucurkan bantuan dengan sistem
pengawasan nya yang baik, walaupun dananya bentuknya hibah yang tidak perlu
dikembalikan. Dengan demikian akan membantu koperasi menjadi lebih profesional,
mandiri dan mampu bersaing.
* Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebutuhannya untuk memperbaiki diri,
meningkatkan kesejahteraanya, atau mengembangkan diri secara mandiri. Padahal
Kesadaran ini adalah pondasi utama bagi pendirian koperasi sebagai motivasi.
* Kurangnya pengembangan kerjasama antar usaha koperasi.
Itulah
penyebab-penyebab kenapa perkembangan koperasi di Indonesia belum maksimal.
Tetapi analisis masalah tadi bukan lah yang utama, justru yang utama jika ingin
koperasi maju adalah sebagai generasi penerus bangsa di masa depan tentunya
kita harus berperan aktif dalam pengembangan koperasi di negeri ini. Salah
satunya melalui keikutsertaan dalam koperasi, mempelajari dan mengetahui
tentang perkoperasian secara lebih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar